Pola pemikiran aliran sejarah didasarkan pada perspektif sejarah. Pendekatan yang digunakan oleh aliran sejarah dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi sangat berbeda dan terpisah dari aliran utama (mainstream) yang berawal dari kaum klasik.
A. Serangan terhadap Metode Klasik
Dalam pandangan kaum klasik, perekonomian diserahkan pada kekuatan pasar. Setiap orang dibebaskan berbuat demi kepentingan masing-masing. Pada akhirnya melalui invisible hand, akan tercipta suatu harmoni secara keseluruhan. Pemikiran seperti ini dikecam oleh pakar-pakar sejarah, sebab dinilai terlalu mekanitis. Mereka menghendaki agar hal ini diganti dengan dasar pemikir yang lebih etis.
Pemikir-pemikir sejarah dengan gencar menyerang metode pendekatan deduktif yang digunakan kaum klasik. Menurut kaum sejarah metode deduksi ini sering tidak sesuai dengan realita. Oleh karena itu, metode tersebut dapat membawa kepada kekeliruan. Pemikir sejarah menawarkan metode induktif-historis untuk mengatasi kelemahan teori deduksi. Dengan metode ini, mereka mengumpulkan kenyataan-kenyataan ekonomi dari sejarah. Dari data yang dikumpulkan ini kemudian diambil kesimpulan umum.
B. Tokoh-tokoh Aliran Sejarah
1. Friedrich List (1789-1846)
MenurutList, sistem perdagangan bebas yang dianjurkan kaum klasik jelas tidak cocok untuk keadaan di Jerman pada waktu itu, yang keadaan industrialisasinya sedikit tertinggal.Untuk memajukan perekonomian Jerman, List menyarankan agar pemerintah menyusun berbagai kegiatan ekonomi sebagai bagian dari kegiatan produktif dan kemampuan nasional. Dua sektor utamayang sangat menentukan perekonomian nasional adalahsektor pertanian dan industri.
2. Bruno Hildebrand (1812-1878)
Dalam melakukan penelitian-penelitian ekonomi, Hildebrand menekankan perlunya
mempelajari sejarah.
Menurut Hildebrand, dilihat dari cara tiap kelompok masyarakat dalam melakukan tukar-menukar dan berdagang, kelompok-kelompok masyarakat tersebut dapat dibedakan atas tingkatan-tingkatan sebagai berikut:
a. tukar-menukar secara in-natura atau barter,
b. tukar-menukar dengan perantaraan uang,
c. tukar-menukar dengan menggunakan kredit.
3. Gustav von Schmoler (1839-1917)
Schmoler berpendapat bahwa perlunya kelenturan dalam perekonomian dan memberi ruang pada pemerintah untuk memperbaiki keadaan ekonomi. Pandangan Schmoler sedikit berbeda dengan pandangan tokoh-tokoh sejarah lainnya. Jika tokoh-tokoh aliran sejarah yang lainnya
menghendaki agar kebijaksanaan juga menyangkut politik sosial. Lebih jauh lagi, kebijaksanaan untuk meningkatkan kesejahteraan kaum buruh dengan diberlakunya undang-undang untuk melindungi kaum buruh dari penindasan kaum pengusaha.
4. Werner Sombart (1863-1941)
Dari hasil penelitiannya Sombart
mengatakan bahwa pertumbuhan masyarakat kapitalis dapat dibedakan atas beberapa
tingkatan yaitu:
a. Tingkat pra-Kapitalisme
Kkehidupan ekonomi masih bersifat komunal; struktur sosial masih berat ke pertanian; kebutuhan manusia masih kurang / rendah; uang belum dikenal.
b. Tingkat Kapitalisme Menengah
Bersifat komunal tetapi telah memperlihatkan ciri-ciri individualistis; struktur pertanian-industri mulai berkembang; masyarakat sudah mengenal uang; motif laba maksimum mulai tampak.
c. Tingkat Kapitalisme Tinggi
Ciri masyarakat komunal mulai hilang; paham individualisme mulai menonjol; struktur ekonomi semakin berat ke industri dan perkotaan; peran uang semkain menonjol; motif laba maksimum makin kelihatan.
d. Tingkat Kapitalisme Akhir
Sikap individualisme yang sangat tinggi; industri meluas ke padat modal; mulai dikenal uang giral; motif laba maksimum sangat tinggi.
5. Max Weber (1864-1920)
Max Weber adalah ahli sosiologi yang mana ilmu ekonomi dan sejarah ekonomi juga dimasukkan sebagai bagaian dari ilmu sosiologi. Dalam bukunya The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism
(1985). Ia melihat pengaruh ajaran-ajaran agama tertentu terhadap kemajuan ekonomi, dalam buku tersebut bahwa ada pengaruh nyata agama protestan terhadap perilaku dan kemajuan ekonomi.
6. Henry Charles Carey (1793-1879)
Dalam salah satu karyanya: Principles of Social Science, Carey menekankan perlunya diversifikasi industri untuk menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas. Bagi Carey, hanya bangsa petani bodoh yang secara berkelanjutan mengekspor barang-barang mentah, dan menerima imbal-tukar produk-produk lain dalam jumlah sedikit.
ALIRAN INSTITUSIONAL
A. Thorstein Bunde Veblen (1857-929)
Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan imigrasi dari Norwegia ke Amerika. Dalam keluarga petani miskin ini, agaknya latar belakang kehidupan yang serba kekurangan inilah yang menjadi pangkal tolak mengapa dalam kehidupannya ia sering bersikap getir, skeptis, dan bahkan ada yang menilainya sebagai seorang fasis. Gelar yang diberikan pada Veblen sangat banyak. Gelar lain yang diberikan pada Veblen adalah iconoclast, yaitu orang yang suka menyerang dan ingin menjatuhkan ide-ide atau gagasan orang-orang atau institusi tradisional yang diterima secara umum.
B. Motivasi Konsumen
Dalam The Theory of Leisure Class Veblen menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan dorongan dan pola prilaku konsumsi masyarakat. Menurut Veblen, dulu perilaku orang terikat dengan masyarakat sekeliling, dan orang dalam tingkah lakunya orang berusaha ikut menyumbang terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari perbuatan yang merugikan orang banyak. Tetapi apa yang dilihatnya sekarang dalam masyarakat kapitalis ialah orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan diri sendiri saja, dan tidak tertarik dengan kepentingan masyarakat banyak. Yang diperhatikan oleh masyarakat sekarang hanyalah uang.
C. Prilaku Pengusaha
Dahulu para pengusaha Amerika pada umumnya menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras. Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan production for use. Tetapi, pada masa sekarang laba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis.Vablen melihat pada masa sekarang banyak pengusaha yang memperoleh keuntungan dari berbagai macam cara tanpa mempedulikan nasib orang lain. Vablen melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan suatu golongan yang disebut obsentee ownership, yang mana golongan ini memiliki modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan, tetapi tidak ikut terjun langsung dalam kegiatan operasional perusahaan.
D. Tokoh-tokoh Institusional Lainnya
Wesley Mitchel, ia berjasa dalam me-ngembangkan metode-metode kuantitatif dan menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yang sudah menjadi klasik adalah : Business Cycles and Their Causes.
Gunnar Myrdal, Myrdal berpesan pada ahli-ahli ekonomi agar ikut membuat value judgement. Jika itu tidak dilakukan struktur-struktur teoritis ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis.
Joseph Schumpeter, Ia mengatakan bahwa sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan.
Douglas North, mekanisme pasar bukan hanya satu-satunya penggerak roda ekonomi melainkan juga peran penting institusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar